20 November 2014
18 November 2014
16 November 2014
Jennie S. Bev: Segala Sesuatu Itu Mudah, Tergantung Mindset Anda
Jennie S. Bev dikenal sebagai salah satu penulis, pengusaha, dan pengajar yang sukses berkarir di Amerika Serikat. Ia menjadi salah satu anak bangsa yang berhasil menaklukkan kerasnya medan persaingan di ranah global. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini sekarang mantap berkarir di Kalifornia, Amerika Serikat. Sejumlah perusahaan dot.com sedang dia garap dan besarkan, dan sejumlah bisnis offline lainnya juga tengah dalam masa inkubasi. Ia juga aktif menulis di berbagai media di Indonesia, Singapura, Amerika, Kanada, Inggris, Perancis, dan Jerman. Lebih dari 900 artikel dalam bahasa Inggris telah dia tulis, dan tak kurang dari 64 buku dalam bahasa Inggris sudah dia terbitkan. Hebatnya, itu semua dia kerjakan di tengah-tengah kesibukannya mengurus bisnis dan masa-masa merampungkan studi doktoralnya.
Belakangan, profilnya banyak menghiasi sejumlah media massa lokal seperti majalah Fit, Femina, Bisnis Kita, Intisari, Chic, dll. Sebelumnya, Jennie juga sudah beberapa kali tampil di media massa internasional seperti Entrepreneur, Teen, People, Dong, Home Business, Canadian Business, Audrey, The Independent, dan San Fransisco Chronicle. Dan pada September 2006 lalu, Jennie merilis buku pertamanya dalam bahasa Indonesia yang berjudul Rahasia Sukses Terbesar. Buku motivasi tersebut mendapat sambutan cukup
... baca selengkapnya di Jennie S. Bev: Segala Sesuatu Itu Mudah, Tergantung Mindset Anda - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
07 November 2014
KEPITING MARAH
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
06 November 2014
SIFAT KEPITING
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
05 November 2014
Kepepet Itu Penting
Saya percaya, sampai derajat tertentu, 8 dari 10 orang bisa menulis artikel atau buku. Sebab menulis artikel dan 1-2 buku dengan ketebalan 100-an halaman tidaklah memerlukan kecerdasan ekstra. kecerdasan orang biasa seperti saya sudah lebih dari cukup.
Mengapa saya percaya demikian? Ada beberapa alasan. Yang paling mudah disebut adalah dengan mengamati kawan-kawan yang bekerja sebagai wartawan. Sebagian yang saya kenal, saya anggap tidak terlalu cerdas. Sebagian lagi bahkan membuat saya berpikir betapa mudahnya menjadi wartawan kalau kualifikasinya seperti dia-dia itu. Kenyataannya, entah cerdas atau tidak, wartawan bisa menulis setiap hari. Sekali lagi: setiap hari. Karena apa? Karena tenggat waktu (dead-line) alias kepepet.
Alasan kedua datang dari pengamatan di kampus. Sejumlah kawan yang tulisannya saya anggap luar biasa membingungkan, eh ternyata mampu menyelesaikan skripsinya dengan baik. Entah cerdas, setengah cerdas, atau tidak cerdas sama sekali, banyak kawan saya yang sukses menulis skripsi tanpa menjiplak. Karena apa? Dugaan saya juga karena kepepet, terdesak batas waktu.
Bayangkan, kalau dengan menulis sebuah artikel, atau menulis sebuah buku saku, orang yang paling Anda cintai akan diijinkan hidup; sementara kalau tidak menulis mereka akan dihukum mati; maka bisakah Anda menyelesaikan tulisan yang diminta?
Dalam menulis, perasaan kepepet itu penting.
Info pelatihan penulis telepon 021-460 5757: 0815 8963 889; www.andriasharefa.c
... baca selengkapnya di Kepepet Itu Penting - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
SURAT DARI IBU
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
BUNGA BAKUNG
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
04 November 2014
MICHAEL JORDAN, SANG LEGENDA BASKET
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
BUNGA UNTUK IBU
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
BATU UNTUK DILEMPARKAN
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
02 November 2014
01 November 2014
GOLF DAN KISAH HIDUP KITA
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Mikhail dan Keluarga Simon
Dongeng Rakyat Rusia
Jaman dahulu kala di Rusia hidup pasangan suami-istri Simon dan Matrena.
Simon yang miskin ini adalah seorang pembuat sepatu. Meskipun hidupnya tidaklah berkecukupan, Simon adalah seorang yang mensyukuri hidupnya yang pas-pasan. Masih banyak orang lain yang hidup lebih miskin daripada Simon. Banyak orang-orang itu yang malah berhutang padanya. Kebanyakan berhutang ongkos pembuatan sepatu. Maklumlah, di Rusia sangat dingin sehingga kepemilikan sepatu dan mantel merupakan hal yang mutlak jika tidak mau mati kedinginan.
Suatu hari keluarga tersebut hendak membeli mantel baru karena mantel mereka sudah banyak yang berlubang-lubang. Uang simpanan mereka hanya 3 rubel (rubel = mata uang Rusia) padahal mantel baru yang paling murah harganya 5 rubel. Kata Matrena pada suaminya, "Simon, tagihlah hutang orang-orang yang tempo hari kita buatkan sepatu. Siapa tahu mereka kini punya uang."
Maka Simon pun berangkat pergi menagih hutang. Tapi sungguh sial, tak satu pun yang membayar. Hanya ada seorang janda yang memberinya 20 k
... baca selengkapnya di Mikhail dan Keluarga Simon - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1